Cara Memberi Tahu Kematian kepada Anak - Membicarakan
tentang kematian bukanlah hal yang mudah bagi sebagian besar orang.
Kematian adalah topik yang tidak banyak dibahas orang, dan seringkali
menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan. Banyak pertanyaan tentang
apa yang terjadi setelah kematian yang belum terjawab. Banyak peristiwa
kehilangan akibat kematian yang menimbulkan kepedihan dan penyesalan.
Jika
kita sebagai orangtua merasa enggan membicarakan kematian dengan
anak-anak kita, kita tidaklah sendirian. Begitu banyak orangtua yang
tidak nyaman ataupun takut membahas kematian terutama dengan anak-anak
kecil, karena kita tidak ingin membuat mereka sedih ataupun menganggap
bahwa pembicaraan hanya berakhir sia-sia karena anak kecil belum
mengerti apa yang kita bicarakan.
Set GKM Lucu - ORDER KE 0857 9994 3044 |
Ini merupakan suatu kerugian, terutama bagi anak-anak
kita. Bukan hanya kerugian saat kehilangan kesempatan untuk
membicarakannya, tetapi juga kerugian di masa yang akan datang ketika
anak harus menyaksikan kematian (binatang kesayangannya, binatang liar
dekat rumah) ataupun merasakan kehilangan karena kematian orang yang
disayanginya. Karena kematian adalah kenyataan hidup yang tidak bisa
dhindari. Kita perlu menolong anak kita untuk menghadapi apa yang akan
terjadi dan membuat mereka tahu bahwa it's okay untuk membicarakan
kematian.
Membicarakan tentang kematian dengan anak kita membuat
kita melihat apa yang mereka ketahui dan yang tidak mereka ketahui -
apakah mereka memiliki persepsi yang salah, ketakutan, ataupun
kecemasan. Kita dapat membantu mereka dengan memberikan informasi yang
dibutuhkan, pengertian, dan rasa nyaman. Membicarakan tentang kematian
tidak menyelesaikan masalah, tapi tidak membicarakan kematian akan
membatasi kemampuan kita untuk menolong mereka. Ketika kita
memperbolehkan mereka bicara tentang kematian, kita sedang mempersiapkan
mereka untuk menghadapi krisis yang suatu saat akan terjadi, dan
menghibur mereka ketika mereka sedih.
Berikut ini adalah
alasan-alasan yang lebih urgent mengapa anak kita membutuhkan pembahasan
tentang topik ini, terutama untuk anak yang kehilangan orangtuanya.
* Black (dalam Black, 1998) menemukan bahwa anak-anak yang mengalami
kehilangan di masa kanak-kanak awal cenderung mengembangkan gangguan
psikis pada masa kanak-kanak akhir. Sementara Rutter (dalam Black, 1998)
menemukan peningkatan gangguan psikis sebesar lima kali lipat pada anak
yang mengalami kehilangan dibandingkan dengan yang tidak.
* Sebagaimana diteliti oleh Urbanowicz (dalam Black, 1998) melalui laporan orangtua, anak-anak yang mengalami kehilangan memiliki tingkat gejala dan gangguan emosi yang lebih tinggi dibandingkan anak yang tidak mengalami kehilangan hingga dalam kurun waktu 2 tahun, dan 40% anak yang mengalami kehilangan masih menunjukkan gangguan selama satu tahun setelah kejadian kehilangan.
* Dalam asesmen langsung terhadap anak yang mengalami kehilangan, Weller dkk. (dalam Black, 1998) menemukan bahwa 37% dari 38 anak prapubertas yang mengalami kehilangan mengalami gangguan depresi mayor satu tahun setelah kehilangan.
Gorden - Sprei - Bedcover motif lampion order 0857 9994 3044 |
* Weller (dalam Black, 1998) juga
menemukan bahwa kerinduan akan bertemu kembali dengan orang yang telah
meninggal adalah hal yang umum dan dapat mengarah pada pemikiran bunuh
diri pada anak dan remaja yang mengalami kehilangan, walaupun jarang
dilakukan.
* Eerdewegh dkk (dalam Black, 1998) menemukan bahwa
kesulitan lain mencakup masalah belajar dan kegagalan untuk
mempertahankan kemajuan sekolah.
* Kesulitan lainnya mencakup
delinkuensi dan depresi ketika dihadapkan pada situasi yang mengingatkan
anak pada orangtuanya (Kastenbaum dalam Aiken, 1994).
*
Birtchnell dan Brown, Harris, Copeland (dalam Black, 1998) menemukan
bahwa orang dewasa yang di masa kecilnya kehilangan orangtua nampaknya
lebih rentan dibandingkan populasi umum terhadap gangguan psikis,
khususnya depresi dan kecemasan.
* Birtchnell (dalam Black,
1998) juga menemukan bahwa percobaan bunuh diri lebih sering terjadi
pada orang dewasa yang mengalami kehilangan di masa kanak-kanaknya.
Dari
hasil-hasil penelitian tersebut kita dapat melihat bahwa dampak
kehilangan pada anak bukan hanya berlangsung beberapa bulan setelah
kematian terjadi, tetapi juga bertahun-tahun bahkan seumur hidup jika
tidak dilakukan intervensi. Karena itu, ketika kita memiliki kesempatan
atau ditanyai oleh anak kita tentang kematian, jangan takut untuk
membicarakannya dengan mereka. Pada umumnya anak kecil lebih siap untuk
mendengarkan dan membahas tentang kematian dibandingkan orang dewasa.
Semoga manfaat Cara Memberi Tahu Kematian kepada Anaknya ya.